Dalam teknologi bangunan bertingkat
dikenal teknologi double slab dan one way slab. Double slab sudah
lazim digunakan untuk bangunan bertingkat yang lebih dikenal dengan DAK
KONVENSIONAL yang menggunakan slab dua arah.Sedangkan ONE WAY
SLAB, adalah slab satu arah yang aplikasinya sudah lazim digunakan pada
bangunan jembatan maupun flyover,teknologi ini memakai system precast.
Di daratan Eropa, teknologi one way
slab sudah berpuluh-puluh tahun dikembangkan untuk bangunan rumah bertingkat,baik
rumah tinggal, ruko, rukan, rumah flat maupun apartemen,karena mempunyai kelebihan
kelebihan seperti Lebih Ringan, Lebih Hemat,Lebih Praktis, Lebih Cepat dalam
pelaksanaanya dan Ramah Lingkungan. Lebih ringan karena one way slab
bobotnya lebih ringan hampir 40 persen dari dak konvensional. Lebih
hemat,teknologi ini memerlukan material lebih sedikit dari dak
konvensional,misalnya pembesiannya hemat hampir 45 persen,menggunakan perancah
atau bekisting yang tidak terlalu banyak, semen pasir yang relatif sedikit,
belum lagi hanya membutuhkan tenaga kerja yang tidak begitu banyak. Lebih
praktis karena hanya di precast setelah itu baru digelar dan bertumpu pada ring
balok. Lebih cepat dalam pelaksanaannya dibanding dak konvensional. One way
slab dalam pelaksanaannya tidak menimbulkan suara berisik dan tidak
meninggalkan limbah.
Di Indonesia,teknologi one way slab
mulai dikembangkan pada paruh pertama tahun 1980 an oleh para ahli teknik sipil
Indonesia yang sedang tugas belajar di daratan Eropa timur, mereka mengadopsinya
dengan melakukan serangkaian penelitian sekembalinya ke tanah air.Setelah
melakukan serangkaian penelitian di Pustekim, Departemen Pemukiman dan
Prasana di Bandung,mereka melanjutkannya dengan mesosialisasikan ke
masyarakat luas, namun usaha keras mereka baru bisa diterima oleh masyarakat
luas pada pertengahan 1990 an, berbarengan dengan melambungnya harga harga
material bangunan.
Dalam perhitungan struktur yang sesuai
dengan SK SNI T-15-1991-03 dikenal adanya penulangan pelat/dak lantai satu arah
dan dua arah. Menurut Istimawan Dipohusodo (dalam bukunya Struktur Beton
Bertulang) yang disebut penulangan satu arah adalah penulangan yang dipasang
pada arah tegak lurus terhadap dukungan (balok) atau penulangan yang didukung
pada dua tepi yang berhadapan sedemikian hingga lenturan
timbul hanya dalam satu arah, yaitu pada arah yang tegak lurus
terhadap arah dukungan tepi. Karena itu pelat/dak lantai tersebut hanya
didukung pada kedua sisinya.
Lazimnya penulangan satu arah dilakukan apabila perbandingan sisi panjang
terhadap sisi pendek pelat lantai yang saling tegak lurus lebih besar dari 2. Untuk
keramik komposit beton, tulangnya diambil pada sisi yang pendek. Bila ukuran
pelat lantainya adalah 6 x 3 m, maka tulangnya diambil pada sisi
arah tegak lurus sisi terpanjangnya. Dengan demikian keraton akan mempunyai
bentang 3 m.
Sedangkan yang disebut dengan tulangan
dua arah penulangan yang didukung oleh keempat sisi pelat/dak lantai beton.
Lenturan yang akan timbul yaitu lenturan pada dua arah yang saling tegak lurus.
Penulangan dua arah seperti lazimnya digunakan pada pembuatan dak beton
konvensional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar